WhatsApp Image 2020-12-03 at 14.25.42

Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia

Jakarta – Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan mengadakan Town Hall Meeting dan Sharing Session yang bertema “Integritas dan Anti Korupsi”. Acara yang diadakan pada hari Kamis, 3 Desember 2020, ini diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan serta diikuti juga oleh Inspektur V Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.

Mengawali acara, Bapak Astera Primanto Bhakti selaku Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menyampaikan keynote speech. Bapak Dirjen menyampaikan bahwa dengan jumlah anggaran TKDD pada tahun 2021 yang sangat besar, dapat menimbulkan konsekuensi abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan.

“Saya rasa kita semua di sini sudah sepakat bahwa kalau kita ingin menutup itu semua [potensi penyalahgunaan kekuasaan], kita harus membangun value yang kemudian menjadi budaya, yang sebetulnya sudah ada pada nilai Kementerian Keuangan yaitu integritas,” tutur Bapak Dirjen.

Menyambung hal itu, Bapak Dirjen mengutarakan bahwa DJPK telah melaksanakan reformasi antara lain memperkuat SDM, memperkuat kode etik dan kode perilaku pegawai, dan melakukan pengawasan dari segi kinerja. Selain itu, telah disusun SOP yang terkait dengan perubahan mindset dalam melayani stakeholder atau pemangku kepentingan. Hal lain yang tak kalah penting adalah pemberdayaan duta-duta transformasi yang ada di DJPK.

Setelah penyampaian keynote speech, acara dilanjutkan oleh pemaparan dari narasumber yang dipandu oleh moderator Ibu Siti Mulyanah yang merupakan Kasubdit Penyaluran Dana Transfer sekaligus Penyuluh Anti Korupsi. Narasumber kali ini berasal dari sisi luar pemerintahan, yaitu dari sisi orang-orang yang mengamati kinerja DJPK dan akan merasakan dampaknya apabila terjadi korupsi.

Narasumber yang pertama adalah Bapak Richo Andi Wibowo yang merupakan Dosen Fakultas Hukum UGM dan pakar hukum administrasi negara. Beliau menyampaikan tentang pemberantasan korupsi dengan pendekatan budaya. Meskipun pemberantasan korupsi dapat diibaratkan sebagai jalan terjal, tetapi pasti dapat dilalui atau dilakukan.

“Dengan pembangunan budaya baru akan menjadi ikhtiar yang baik untuk menolak budaya statis yang buruk dan merupakan bagian dari progressive cultural change,” tuturnya.

Selain perlunya budaya progresif, diperlukan juga pendekatan hukum dan non hukum untuk berjalan bersamaan. Bapak Richo juga menekankan pentingnya hidup dalam kredo setiap orang masing-masing, dan berbakti tulis untuk bangsa dan negara.

Berbeda dnegan narasumber yang pertama, narasumber yang kedua adalah penggagas Gerakan Anak Petani Cerdas, yaitu Ibu Heni Sri Sundani. Sebagai mantan TKW, Ibu Heni menjadi Top 30 Social Entrepreneur Asia dan Top 300 Young Leader Asia versi majalah Forbes 2016 karena kiprahnya dalam menjembatani anak-anak petani untuk menggapai mimpi besar mereka. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan bahwa integritas dibentuk melalui belajar, empati, latihan, dan mengingat kematian.

“Integritas itu sangat erat kaitannya dengan bagaimana kita menjalani hidup, atau value diri kita,” ujar beliau. Beliau juga menekankan untuk membangun pondasi. Karena, menurut beliau, jika ingin berlari jauh maka komitmennya harus jelas mengapa kita melakukannya.

Setelah pemaparan narasumber selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Diharapkan paparan dari para narasumber akan menjadi feedback sehingga seluruh pegawai DJPK dapat secara konsisten menghindari korupsi dan terus meningkatkan integritas.

/ Berita

Share the Post

About the Author

Comments

Comments are closed.