WhatsApp Image 2020-11-24 at 08.35.39

Konferensi Pers APBN Kita Edisi November 2020

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja APBN dalam Konferensi Pers APBN KiTA (Kinerja dan Fakta) Edisi November 2020. Acara tersebut diikuti oleh awak media via aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara live pada kanal Youtube Kementerian Keuangan, Senin (23/11/2020). Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Wakil Menteri Keuangan dan para pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan memulai dengan pemaparan tentang pandemi COVID-19 yang masih tereskalasi dengan cepat ke seluruh dunia. Dampaknya terhadap ekonomi tak terhindarkan. Pertumbuhan ekonomi Q3 di beberapa negara secara seragam mengalami rebound setelah kontraksi pada posisi terdalam di Q2 dan diproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan mengalami kontraksi. Semua negara melalukan kebijakan countercyclical melalui APBN atau fiscal policy-nya untuk mengatasi krisis dengan cepat dan mendukung pemulihan yang kuat.

Pada bulan Oktober, PMI Manufaktur Global sudah menunjukkan positif. Harga minyak dan komoditas global sudah menunjukkan perbaikan meskipun masih volatile.  Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi Q3 membaik yang didorong oleh realisasi Belanja Negara yang meningkat signifikan.

“Pertumbuhan kita, seperti yang sudah saya sampaikan pada bulan lalu, mengalami pembalikan yang cukup solid sesudah kontraksi yang dalam pada kuartal kedua, dari -5,32 menjadi -3,49,” jelas Menteri Keuangan. Pembalikan didukung seluruh faktor sisi pengeluaran yang kontributor utamanya adalah konsumsi dari pemerintah. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sama antara -1,7 sampai dengan -0,6.

Program Perlindungan Sosial yang dilaksanakan oleh pemerintah mampu menjaga konsumsi masyarakat miskin dan rentan. Sampai dengan Q3 2020, realisasi Perlinsos mencapai Rp157 triliun. Namun masalah pengangguran yang meningkat akibat pandemi masih menjadi tantangan.

Mobilitas bulanan di Oktober tumbuh positif. Artinya, aktivitas masyarakat perlahan meningkat sejalan perbaikan penanganan COVID-19. Indikator konsumsi listrik Oktober terus membaik namun masih belum kembali pada level normal.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) cukup baik yang didorong oleh surplus transaksi berjalan. Tercatat surplus sebesar USD 2,1 miliar di triwulan III 2020.  Neraca perdagangan bulan Oktober surplus USD 3,61 miliar. Ekspor masih tumbuh membaik, namun impor menurun (mtm).  Sementara itu, inflasi mulai mengalami peningkatan. Laju inflasi bulan Oktober naik 0,07% (mtm) atau 0,95% (ytd) atau 1,44% (yoy). Indikator keuangan mengalami perbaikan di bulan November.

Dengan perkembangan kondisi ekonomi makro karena pandemi, realisasi APBN hingga Oktober masih sesuai rencana. Pendapatan Negara mencapai Rp1.276,9 triliun atau tumbuh negatif 15,4% (yoy) seiring masih terbatasnya aktivitas ekonomi dan adanya pemanfaatan stimulus perpajakan. Sementara Belanja Negara mencapai Rp2.041,8 triliun atau tumbuh 13,6% (yoy) karena mendukung kinerja PEN. Defisit hingga bulan Oktober mencapai Rp764,9 triliun (4,67% PDB). Untuk pembiayaan, realisasi mencapai Rp928 trilun atau 89,3% dari target, didukung likuiditas yang cukup dan kinerja pasar SBN yang baik.

Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) turut menopang kinerja Belanja Negara. Realisasi TKDD mencapai Rp698 triliun atau 91,4% dari pagu, tumbuh positif (3,1% yoy). Persentase realisasi TKDD 2020 lebih baik dibandingkan TA 2019, yaitu naik dari 81,9% menjadi 91,4%.

“Terutama untuk DBH mengalami kenaikan, DID ditambahkan kenaikan, DAK Fisik dinaikkan. Yang sedikit mengalami penurunan adalah DAU karena memang penerimaan APBN kita mengalami tekanan. Tapi semua TKDD yang lain justru mengalami kenaikan,” tambah Menteri Keuangan.

Pemerintah terus mendorong belanja di daerah.  Realiasasi APBD menjadi motor penggerak pertumbuhan di daerah. Persentase realisasi pendapatan dan Belanja APBD terhadap rencana APBD s.d 31 Oktober 2020 masih lebih baik dibanding periode yang sama TA 2019. Meskipun begitu, Pemda masih perlu mengakselerasi realisasi anggaran penanganan COVID-19 khususnya untuk bansos dan ekonomi.

Menteri Keuangan juga memaparkan hasil pertemuan G20 Leader’s Summit yang dilaksanakan secara virtual. Pertemuan tersebut membahas agenda Overcoming The Pandemic and Restoring Growt and Jobs, dan Building an Inclusive, Sustainable And Resilient Future. Dalam pertemuan tersebut, poin utama statement presiden adalah dukungan pemulihan kesehatan, dukungan pemulihan ekonomi, dan komitmen Indonesia dalam transformasi.

/ Berita

Share the Post

About the Author

Comments

Comments are closed.